Penggunaan politik identitas dalam kontestasi politik atau pemilihan umum, belakangan menjadi salah satu isu dominan yang diwacanakan oleh aktor yang berkontestasi hingga pada masyarakat, baik sebagai pemilih maupun pendukung salah satu calon. Penggunaan wacana politik identitas seacra berlebihan, dalam iklim masyarakat yang heterogen, seperti Indonesia, akan berdampak pada tajamnya polarisasi masyarakat yang terjadi.Pemilihan umum (tingkat nasional maupun lokal) yang berlangsung di Indonesia, dalam kurun waktu lima tahun terakhir hampir selalu didominasi oleh wacana politik identitas.
Seperti halnya pemilihan umum serentak tahun 2019, serta pemilhan umum kepala daerah DKI Jakarta tahun 2017, kedua proses pemilu tersebut hampir didominasi oleh wacana politik identitas berbasis keagamaan. Meskipun proses pemilihan umum telah selesai, namun, dampak yang dihasilkan oleh penggunaan politik identitas tidak serta merta hilang, bahkan pada beberapa kasus terjadi penajaman polarisasi setelah pemilu.
Mengingat betapa krusialnya akibat dari penggunaan wacana politik identitas dalam proses pemilu, kami Indonesian Politics Research and Consulting telah melakukan survei dengan topik “Persepsi Publik Terkait Politik Identitas Di Kota Bandung”. Survei ini ditujukan guna memotret sikap dan tindakan pemilih terkait isu politik identitas di Kota Bandung dalam rangka menyongsong pemilu tahun 2024.