Ketua Dewan Syuro PKB: Pesantren Punya Modal Lengkap untuk Bertransformasi dan Inovasi Pesantren selama ini dikenal sebagai pilar pendidikan Islam tradisional di Indonesia, namun kini tantangan zaman menuntut lembaga ini untuk terus bertransformasi dan berinovasi. Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Abdul Halim Iskandar, menegaskan bahwa pesantren tidak sekadar punya modal spiritual dan intelektual, tetapi juga memiliki fondasi sosial-ekonomi yang sangat kuat untuk menjawab tantangan era digital dan globalisasi. Berikut ulasan lengkap tentang potensi, tantangan, dan arah transformasi pesantren menurut pandangan Dewan Syuro PKB.
Latar Belakang – Pesantren sebagai Pilar Pendidikan dan Perubahan

Peran pesantren dalam sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjuangan kemerdekaan, penguatan karakter bangsa, hingga pengembangan ilmu pengetahuan.
Sejarah Pesantren di Indonesia
Sejak abad ke-18, pesantren telah menjadi pusat pembelajaran agama, moral, dan keterampilan hidup. Dari masa ke masa, alumni pesantren selalu tampil dalam kancah sosial, politik, hingga ekonomi, menjadikan pesantren sebagai institusi pendidikan yang adaptif dan resilien.
Pesantren dan Tantangan Modernisasi
Memasuki abad 21, pesantren menghadapi tantangan baru: disrupsi teknologi, tuntutan kurikulum global, hingga kebutuhan kemandirian ekonomi. Ketua Dewan Syuro PKB menilai, untuk menjawab tantangan tersebut, pesantren justru punya modal lengkap—baik sumber daya manusia, jaringan, maupun nilai-nilai sosial.
Modal Lengkap Pesantren untuk Transformasi

KH. Abdul Halim Iskandar menegaskan, modal utama pesantren terletak pada integrasi keilmuan, karakter, dan komunitas.
Fondasi Spiritualitas dan Intelektualitas
Pesantren dikenal sebagai “kawah candradimuka” pembentukan akhlak dan intelektual santri. Pengajaran kitab kuning, pendalaman tafsir, serta pembinaan karakter menjadi modal utama pesantren dalam membangun manusia paripurna yang siap menghadapi perubahan.
Jaringan Sosial yang Kuat
Pesantren memiliki ekosistem sosial yang unik—santri, alumni, wali santri, hingga masyarakat sekitar. Jaringan ini bisa dioptimalkan untuk menggerakkan inovasi, mulai dari pendidikan vokasi, pelatihan kewirausahaan, hingga pengembangan ekonomi kreatif berbasis pesantren.
Kemandirian Ekonomi
Banyak pesantren telah sukses mengembangkan unit usaha, koperasi, dan pertanian mandiri. Hal ini menjadikan pesantren tidak sekadar bergantung pada dana pendidikan, tetapi juga mampu membiayai inovasi dan transformasi kelembagaan secara berkelanjutan.
Transformasi Digital dan Inovasi di Pesantren
Pesantren masa kini dihadapkan pada era digital dan revolusi industri 4.0 yang menuntut adaptasi cepat dan inovasi berkelanjutan.
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Banyak pesantren mulai mengadopsi pembelajaran daring, penggunaan aplikasi edukasi, hingga mengembangkan media dakwah digital. Proses ini memperluas jangkauan dakwah dan memperkaya metode belajar-mengajar.
Penguatan Literasi Digital Santri
Santri kini didorong untuk mahir teknologi, mulai dari desain grafis, coding, digital marketing, hingga jurnalistik online. Pesantren-pesantren besar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten bahkan telah memiliki start-up digital hasil karya santri.
Inovasi Ekonomi Pesantren
Ketua Dewan Syuro PKB juga menyoroti potensi besar pesantren dalam inovasi ekonomi, khususnya di bidang agrobisnis, industri halal, dan kewirausahaan sosial.
Pengembangan Produk Halal dan Ekonomi Kreatif
Unit usaha pesantren kini tak hanya bergerak di pertanian, tapi juga kuliner halal, busana muslim, hingga teknologi finansial syariah (fintech). Dengan branding yang kuat, produk-produk pesantren mulai menembus pasar nasional hingga ekspor.
Kewirausahaan Sosial Berbasis Pesantren
Program pelatihan entrepreneurship, inkubasi bisnis, dan kerjasama dengan dunia usaha telah banyak dilakukan. Banyak alumni pesantren kini menjadi pelaku UMKM dan pionir pemberdayaan ekonomi lokal.
Tantangan dan Harapan – Sinergi Pemerintah, Ormas, dan Pesantren
Meski punya modal lengkap, pesantren tetap menghadapi tantangan besar dalam proses transformasi dan inovasi.
Keterbatasan Infrastruktur dan Sumber Daya
Tidak semua pesantren punya akses internet memadai, fasilitas modern, atau tenaga pengajar yang adaptif terhadap teknologi. Dibutuhkan intervensi pemerintah dan dukungan dunia usaha agar gap digital dan kapasitas manajemen bisa diminimalkan.
Harapan Sinergi Multipihak
Ketua Dewan Syuro PKB menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat/daerah, ormas keagamaan, dan pelaku usaha untuk memperkuat posisi pesantren sebagai pusat inovasi dan kemandirian bangsa.
Peran PKB dalam Mendorong Transformasi Pesantren
PKB sebagai partai politik berbasis pesantren berkomitmen mendorong kebijakan yang pro-pesantren di segala lini.
Advokasi dan Legislasi Pesantren
PKB aktif menginisiasi RUU Pesantren, mendorong alokasi anggaran pendidikan dan pelatihan bagi pesantren, serta memperjuangkan hak-hak guru dan santri.
Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
Program pelatihan UMKM, pemberian modal usaha, hingga beasiswa pendidikan berbasis pesantren terus digencarkan oleh PKB sebagai bentuk komitmen terhadap transformasi dan inovasi di lingkungan pesantren.
Pesantren, Kunci Transformasi dan Inovasi Bangsa
Ketua Dewan Syuro PKB meyakini bahwa pesantren punya modal lengkap untuk bertransformasi dan berinovasi di tengah tantangan zaman. Dengan sinergi multipihak, penguatan karakter, serta adaptasi teknologi dan ekonomi, pesantren siap menjadi pusat perubahan dan motor penggerak kemajuan Indonesia di masa depan.